Kimia organik Fisik




Pengenalan Materi Kimia Organik Fisik
Kimia Organik Fisik merupakan suatu bidang ilmu kimia yang mempelajari senyawa-senyawa organik yang ditinjau dari segi sifat fisika nya. Sifat fisika tidak selalu berkaitan dengan titik didih ataupun titik leleh. Tetapi, juga berkaitan dengan panjang ikatan, orde ikatan, energi ionisasi, momen dipol, resonansi, tautomeri  dan lain-lain. Selain itu ada juga mekanisme reaksi kimia organik dan efek perubahan perubah-perubah reaksi, terutama struktur reaktan pada reaktivitasnya dalam reaksi. 

Sebagai pengantar untuk bisa lebih memahami apa saja yang akan perlu dikuasai atau diperlukan dalam kimia organik fisik, berikut ada 10 konsep yang diperlukan dalam mempelajari struktur molekul senyawa organik.   
Secara umum konsep - konsep yang diperlukan dalam mempelajari struktur molekul senyawa organik adalah :
1. Elektronegativitas 
    Elektronegativitas merupakan kemampuan suatu atom untuk menarik elektron luarnya, atau elektron valensi. karena elektron luar dari atom yang digunakan untuk ikatan, maka keelektronegatifan berguna untuk meramalkan dan menerangkan kereaktifan kimia. karenanya, keelektronegatifan bertambah dari kiri ke kanan dalam periode tertentu. dan bertambah dari bawah ke atas dalam satu golongan . 
Hubungan Kepolaran ikatan dengan elektronegativitas adalah semakin besar perbedaan elektronegativitas antara dua atom, semakin polar ikatan yang akan terbentuk dengan atom yang memiliki elektronegativitas lebih besar sebagai kutub negatif dari dipol.
2. Ikatan Hidrogen
            Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk.
Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida.
3.Gaya van Der Walls
            Gaya van der walls disebut juga sebagai antaraksi berbagai dipol-dipol (tarikan dan tolakan)secara kolektif. Artinya, bila dua atom saling mendekat lebih dekat daripadajarak inti, timbul tolakan antara kedua inti dan antara kedua perangkat elektron. Bila jarak antara kedua molekul menjadi lebih besar darijari-jari van der walls, gaya tarik antara kedua molekul berkurang.  Hal ini juga berhubungan dengan kepolaran (fessenden,1982).
4 . Polarizabilitas
 Kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat atau untuk menginduksi (mengimbas) suatu dipol disebut polarisabilitas (keterpolaran).
Polarisabilitas ini berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) dan bentuk molekul. Pada umumnya, makin banyak jumlah elektron, makin mudah mengalami polarisasi. Karena jumlah elektron berkaitan dengan Mr, maka semakin besar Mr, semakin kuat gaya London. Gaya london merupakan molekul non polar saling ditarik oleh antaraksi dipol-dipol yang lemah. Gaya london timbul karena dari dipol yang diinduksi dlam satu molekul oleh molekul yang lain.

5 . Gugus fungsi
            Gugus fungsi merupakan kedudukan kereaktifan kimia dalam molekul. Dimana, ikatan phi atau suatu atom elektronegatif (elektropositif) dalam molekul organik dapat menuju ke suatur reaksi kimia; salah satu dari ini dianggap sebagai gugus fungsi atau bagian dari gugus fungsi. Gugus fungsi memainkan peran penting dalam mengarahkan dan mengendalikan reaksi organik. Rantai alkil sering reaktif, dan arah reaksi spesifik sulit; rantai alkil tidak jenuh dengan kehadiran gugus fungsional memungkinkan untuk reaktivitas tinggi dan spesifisitas. Gugus fungsi akan menjalani jenis reaksi yang sama terlepas dari senyawa yang mereka menjadi bagiannya; Namun, kehadiran kelompok-kelompok fungsional tertentu dalam jarak dekat dapat membatasi reaktivitas.

6. Efek Induksi
            Efek induksi terjadi karena adanya perbedaan kelektronegatifan. Efek induksi terdiri atas dua yaitu –I (Penarik Elektron), dan +I ( pendorong elektron). Menurut konvensi gugus penarik elektron yang lebih besar dari hidrogen H merupakan efek induksi –I sedangkan gugus penarik elektron yang lebih lemah dari hidrogen H merupakan efek induksi +1.
            Gugus alkil yang terikat pada gugus fungsi senyawa organik merupakan gugus pendorong elektron, dimana semakin besar alkil yang terikat pada gugus fungsi akan mengakibatkan faktor +1 semakin besar.
            Berikut ini urutan reaktivitas induksi –I (penarik elektron) adalah sebagai berikut:
Cl >Br>I>OCH3>OH
Dimana, unsur-unsur halogen lebih keelektronegatif sehingga unsur – unsur halogen cenderung penarik elektron dan besifat lebih asam.

7. Resonansi
            Suatu molekul yang mempunyai ikatan rangkap terkonjugasi bisa mengalami yang namanya resonansi. Resonansi terjadi karena adanya delokalisasi elektron dari ikatan rangkap ke ikatan tunggal. Contohnya benzena


8. Hiperkonjugasi



            Jenis delokalisasi ketiga adalah yang melibatkan elektron σ, dan disebut hiperkonjugasi. Jika suatu karbon yang mengikat atom hidrogen dan terikat pada atom tak jenuh atau pada satu atom yang mempunyai orbital bukan ikatan maka untuknya dapat dituliskan bentuk kanonik seperti : (Firdaus,2009). 

 

Keasaam dan kebasaan suatu senyawa dapat digunakan konsep hiperkonjugasi. Dimana antara resonansi, hiperkonjugasi, mesomeri, dan efek induksi saling berhubungan. Contohnya saja, membuat senyawa seolah –olah ada atom yang tidak terikat tetapi dia terikat akibat adanya resonansi dan hiperkonjugasi. Dengan adanya mesomeri membuat senyawa ini mempunyai hiperkonjugasi. Mesomeri an efek induksi bisa digunkan untuk pengarah orto para dan meta pada senyawa aromatik.

9. Tautomeri
           Ada juga senyawa lain yang ada dalam satu campuran dari dua atau lebih senyawa yang secara struktural berbeda, dan campuran berada dalam kesetimbangan yang cepat. Jika fenomena ini (disebut tautomeri) ada maka ada pergeseran bolak-balik yang cepat antara molekul-molekul yang kesetimbangan tersebut. Di dalam peristiwa ini ada proton yang berpindah dari satu atom dalam satu molekul ke atom yang lain menjadi molekul lain(Firdaus,2009).

10.Regangan Ruang
            “teori regangan Baeyer” (Baeyer’s strain theory). Menurut teori ini, senyawa siklik seperti halnya sikloalkana membentuk cincin datar. Bila sudut-sudut ikatan dalam senyawa siklik menyimpang dari sudut ikatan tetrahedral (109,50) maka molekulnya mengalami regangan. Makin besar penyimpangannya terhadap sudut ikatan tetrahedral, molekulnya makin regang, dan berakibat molekul tersebut makin reaktif.

                                               
 
Nah... inilah gambaran secara umum tentang 10 konsep dasar yang diperlukan dalam mempelajari struktur molekul senyawa organik. Terima kasih. 
           
           

                                                            Daftar Pustaka:
Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid II. Jakarta : Erlangga.

Firdaus. 2009. Kimia Organik Fisis I. Makassar: Universitas  Hasanuddin



 


19 komentar:

  1. Maaf saya ingin bertanya,Dapatkah anda menjelaskan keterkaitan antara gugus fungsi dengan struktur suatu molekul? bila ada keterkaitannya mohon dijelaskan.Terima Kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sebelumnya untuk saudari liza, baiklah seperti yang kita ketahui bahwa gugus fungsi merupakan kelompok gugus khusus pada atom dalam molekul, yang berperan dalam memberi karakteristik reaksi kimia pada molekul tersebut. Nah, pertanyaan saudari adalah apakah gugus fungsi berpengaruh terhadap struktur molekul.menurut saja jawabannya adalag tidak, karena contohnya saja pada streoisomer, walaupun mempunyai gugus fungsi sama dia dapat memiliki bentuk yang berbeda-beda. Artinya gugus fungsi tidak terlalu berpengaruh terhadap struktur molekul, tetapi bisa saja dia berpengaruh jika adanya perbedaan keelektronegatifan pada gugus fungsi, sehingga dapat merubah bentuk dari struktur molekul tersebut. Terima kasih.

      Hapus
  2. Terimakasi atas materinya sangat, membantu namun saya ingin bertanya Ikatan hidrogen dapat terbentuk jika atom hidrogen (H) terikat pada atom lain seperti F,O, dan N. Bagaimana pengaruh ikatan pada atom F,O,dan N dan bagaimana ikatan yang tejadi pada H₂O, NH₃, dan HF ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih juga atas pertanyaannya, baiklah dapat dilihat pada air, hidrogen fluorida, dan amonia. air dapat digambarkan sempurna sebagai sitem ikatan yang sempurna sebagai sistem ikatan yang sempurna karena pada tiap molekul airterdapat 2 pasang elektron bebas dan 2 atom hidrogen. oleh karena itu tiap molekul air dapat membentuk empat ikatan hidrogen dengan molekul air disekelilingnya. pada hidrogen fluorida yang muncul adalah kekurangan hidrogen sehingga tiap molekul HF hanya bisa membentuk atu ikatan hidrogen dengan molekul HF yang lainnya. pada kasus amonia, jumlah ikatan hidrogen dibatasi oleh fakta bahwa tiap atom nitroge hanya mempunyai satu pasang elektron. jadi sampai sekarang kita tahu bahwa titik didih H2O>HF>NH3 berdasarkan percobaan. terima kasih

      Hapus
  3. terima kasih untuk materi yang telah disampaikan, Saya ingin bertanya mengapa semakin besar ikatan hidrogen semakin tinggi pula titik didih? mohon diberi penjelasan

    BalasHapus
    Balasan
    1. ok.. terimakasih juga nurhidayah. baiklah semakin besar ikatan hidrogen maka semakin kuat ikatan tersebut karena perbedaan kelektronnegatifannya juga besar, sehingga diperlukan energi yang besar untuk melepaskan ikatan tersebut. maka dari itulah titik didih nya juga tinggi. untuk memutuskan ikatan tersebut

      Hapus
  4. terima kasih atas materinya. maaf saya ingin bertanya, apa pengaruh dari resonensi terhadap suatu senyawa, apakah senyawa tersebut lebih stabil jika memiliki resonansi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. baiklah terimakasih devi. Dalam molekul itu yang mengalami resonansi adalah elektron-elektron tertentu ya, bukan molekulnya. Efek dari terjadinya resonansi elektron dalam sistem molekul menyebabkan energi pembentukan menjadi lebih rendah sehingga kestabilan molekul menjadi lebih tinggi.terimakasih.

      Hapus
  5. terimakasih paparannya. namun saya ingin bertanya apa bedanya ikatan hidrogen antramolekul dan intramolekul ? bisa diberikan contohnya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. baiklah terimakasih juga riska. ikatan H intramolekul merupakan ikatan hidrogen yang terjadi di dalam satu molekul.biasanya molekul tersebut memiliki 2 gugus misalnya 2 gugus OH yang berposisi orto-dihidroksibenzena. jadi, antara H dari OH yang satu berikatan hidrogen dengan O dari OH yang lain. jadi, interaksi yang terjadi adalah antara gugus dalam molekull yang sama. sedangkan ikatan hidrogen antarmolekul ikatan H yang terjadi itu adalah antara 2 molekul misalnya antara H2O dengan H2O, jadi disana ada 2 molekul yang berinteraksi. semoga bisa dipahami ya, terimakasih.

      Hapus
  6. Terimakasih min, materinya sangat mendidik ☺

    BalasHapus
  7. Terima kasih atas materi yang telah disampaikan, saya ingin bertanya apakah polarizabilitas sama halnya dengan momendipol? Dan apa keterkaitannya dengan kepolaran? Mohon penjelasannya. Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. baiklah terima kasih indah untuk pertanyaannya. polarisabilitas merupakan kemudahan suatu senyawa untuk membentuk dipol sedangkat momen dipol kepolaran dari senyawa tersebut. keterkaitannya dengan kepolaran adalah, polarisabilitas dan momen dipol memnentukan apakah senyawa tersebut bersifat polar atau tidak polar. terimakasih, semoga membantu.

      Hapus
    2. Terima kasih silvia, jawaban ini sangat membantu.

      Hapus
  8. Terima kasih atas infonya sis
    Btw bisa dijelaskan maksud dari
    "Semakin besar perbedaan elektronegativitas antara dua atom, semakin polar ikatan yang akan terbentuk dengan atom yang memiliki elektronegativitas lebih besar sebagai kutub negatif dari dipol"?
    Trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. oke sama-sama sista. baiklah jadi maksudnya semakin besar kelektronegatifan maka akan semakin polar senyawa tersebut, dan semakin besar momen dipol. jika momen dipolnya besar, maka kepolaran juga semakin besar. jika senyawa tersebut polar maka atom yang memiliki kelektronegatifan yang besar akan menjadi kutub negatif dari dipol.sehingga atom yang lain akan tertarik lebih kuat. dan senyawa tersebut lebih polar. semoga membantu sista:) terimakasih.

      Hapus
  9. Terimakasih atas informasi yg diberikan... sebelumnya saya mau memberi saran untuk pokok bahasan yg gaya van der waals sebaiknya perlu ditambahkan lagi. dan juga saya ingin bertanya, apakah perbedaan dari resonansi dan hiperkonjugasi? Terimakasih..

    BalasHapus
  10. Terima kasih atas penjelasan materinya, tapi bisakah saudara menjelaskan secara rinci tentang regangan ruang?
    Terima kasih

    BalasHapus

Total sintesis Eusiderin

Total Synthesis of  Eusiderin Baik masih mengenai total sintesis, kali ini kita akan membahas total sintesis dari eusiderin. Eusiderin mer...